Minggu, Februari 15, 2009

TALIBAN REBUT RIBUAN SENJATA AMERIKA

Ribuan senjata milik pasukan AS di Afghanistan berhasil direbut pasukan Taliban. Diantaranya peluncur granat dan senjata serbu.

Hidayatullah.com--Jumlah persenjataan yang berhasil direbut itu merupakan Letnan Gabriel Lamois, dari Resimen Infantri AS sepertiga dari 242.000 senjata yang dikapalkan oleh pemerintah AS antara Desember 2004 hingga Juni 2008. Laporan setebal 46 halaman yang disusun oleh GAO, badan investigasi persenjataan independen kongres, menyebutkan 135.000 pucuk senjata telah disumbangkan oleh beberapa sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke tentara dan polisi Afghanistan yang terkenal korup.

"Senjata-senjata hilang karena dicuri atau dijual ke pasukan musuh," kata Direktur urusan internasional GAO Charles Johnson menanggapi pertanyaan beberapa wartawan mengenai kemungkinan senjata-senjata itu telah dikuasai oleh Taliban. Sementara juru bicara Departemen Pertahanan AS Bryan Whitman menerangkan Pentagon telah mengambil tindakan untuk merespon laporan itu dengan memeriksa nomor seri serta inventaris fisik senjata yang diserahkan pasukan AS dan sekutunya ke Afghanistan.

Ketua Komisi Keamanan Nasional dan urusan luar negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS menanggapi dengan emosi laporan tersebut dalam sesi dengar pendapat dengan Pentagon di Washington.

"Apa yang semestinya kita sampaikan ke keluarga di Afghanistan bahwa putra dan putri mereka tewas di tangan pejuang dengan senjata yang dibeli dengan uang pembayar pajak di AS?" ujar anggota DPR AS dari partai Demokrat tersebut.

Serangan

Beberapa hari lalu, dua pembom bunuh diri meledakkan bahan peledak di kantor yang bertanggung jawab atas masalah penjara di Kabul Utara.

Para penyerang juga melakukan serangan terhadap Kementerian Kehakiman dan Pendidikan di pusat kota.

Taliban mengatakan bertanggungjawab atas serangan tersebut.Seorang juru bicara Taliban mengatakan serangan dilakukan karena perlakuan yang didapat oleh tahanan Taliban di penjara-penjara Afghanistan.

Menurut pihak berwenang, lebih dari 50 orang terluka dalam insiden ini.

Serangan terjadi di saat utusan baru Amerika Serikat untuk Pakistan dan Afghanistan, Richard Holbrooke, akan mengunjungi Kabul.

Tidak ada komentar: