Senin, Februari 09, 2009

JIHAD DAN KEBANGKITAN ISLAM

By : Ustadz Abu Yahya


Ghuroba-Dunia Islam masih dirundung masalah. Berbagai problem dan kesulitan dialami kaum muslimin hampir di seluruh dunia. Hari ini, di Palestina saudara-saudara kita dibantai dan ditindas oleh zionis yahudi Israel. Sementara itu, kaum muslimin yang berjumlah 300 juta jiwa (di Jazirah Arab) diam tak berkutik menghadapi yahudi Israel yang hanya berjumlah kurang dari 6 juta jiwa.

Di Irak, kaum muslimin setiap harinya meregang nyawa, dan kaum Muslimin di Afghanistan pun demikian, diserang dan dibantai oleh agresor Amerika dan sekutu-sekutunya. Sementara itu Muslimin Chechnya menghadapi kebuasan penjajah komunis. Muslimin Kashmir berjuang mempertahankan harta dan kehormatan mereka dari kekejaman tentara syirik India. Begitu juga dengan kaum muslimin Pattani di Thailand, dan kaum Muslimin Moro di Philipina.

Kondisi ketertindasan kaum Muslimin tersebut masih diperparah dengan problem-problem lainnya yang juga mengenaskan di hampir setiap negeri, seperti perang pemikiran (ghozwul fikri), perang kebudayaan (ghozwul tsaqofi), dominasi ekonomi, dan sejenisnya. Semuanya ini menambah keterpurukan dan membuat kaum Muslimin berada di titik terendah. Mengapa kaum Muslimin mengalami hal ini semua ? Apa solusi yang seharusnya dilakukan oleh kaum Muslimin ?


Umat Meninggalkan Jihad

“Hampir-hampir umat lain mengerumuni kalian dari segenap penjuru sebagaimana (mereka mengerumuni) hidangan di atas piring besar. “Kami bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah karena jumlah kita sedikit saat itu ?” Nabi menjawab, “Pada saat itu jumlah kalian banyak, tetapi kalian seperti buih air bah. Akan dicabut rasa segan dan hormat dari hati-hati musuh kalian, dan akan dijadikan pada hati kalian al-wahn. Mereka bertanya, “Apa al-wahn itu? Nabi menjawab, “Cinta hidup atau cinta dunia dan takut mati.”

(HR. Ahmad dan Abu Daud)

“Apabila kalian berjual beli dengan ‘inah’ (mengandung unsur riba) dan memegang erat ekor-ekor sapi (beternak) dan puas dengan bercocok tanam, dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menguasakan kehinaan atas kalian yang tidak akan dicabut hingga kalian kembali kepada din kalian.”

(HR. Abu Daud)

Syekh Abdul Qadir Abdul Aziz menjelaskan bahwa kedua hadits di atas bermakna satu, yakni menyifati kondisi umat Islam hari ini. Mereka lebih mencintai dunia, membenci kematian dan meninggalkan jihad. Maka Allah SWT menguasakan atas mereka kuffar yang menimpakan kerendahan dan kehinaan. Hal ini merupakan hukum qadariyah atau sunatullah yang mesti terjadi karena mereka meninggalkan jihad.

Ketika Hukum Jihad Fardhu ‘Ain

Saat ini, hukum jihad adalah fardhu ‘ain dan orang yang meninggalkan jihad pada hari ini adalah berdosa.

Keadaan-keadaan yang menyebabkan hukum jihad menjadi fardhu ‘ain ada 3 yaitu:

1. Apabila dua barisan (barisan orang beriman dan barisan orang kafir) saling bertemu dan dua pasukan saling berhadapan. Hal ini berdasarkan firman Alloh ta’ala yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian bertemu dengan orang-orang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kalian membelakangi mereka (mundur). Barang siapa yang membelakangi mereka (mundur) pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak bergabung dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Alloh, dan tempatnya adalah Neraka Jahannam dan amat buruklah tempat kembalinya.”

(QS Al-Anfal : 15-16)

Dan firman Allah:

“Apabila kalian bertemu dengan musuh maka tetap teguhlah” (QS Al Anfal : 45)


B. Apabila musuh menyerang suatu negeri tertentu, fardlu 'ain hukumnya bagi penduduk

negeri tersebut untuk memerangi musuh yang menyerang tersebut. Dalil atas wajibnya hal ini adalah juga ayat-ayat di atas karena disini juga terjadi pertemuan dengan orang-orang kafir, dan pertemuan dengan sebuah kelompok yang menyerang kaum muslimin.


C. Apabila imam melakukan istinfar (memobilisasi) suatu kaum untuk berangkat

berperang, maka mereka wajib berangkat

Hai orang-orang yang beriman, mengapa jika dikatakan kepada kalian: “Berangkatlah untuk berperang di jalan Alloh!", kalian merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu?”

Hingga firman Allah ta'ala yang berbunyi:

“Jika kamu tidak berangkat berperang, niscaya Alloh akan menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih” (QS At-Taubah : 38-39)

Dan Sabda Nabi SAW:

“Apabila kalian diperintahkan untuk berangkat berperang maka berangkatlah.” (Muttafaqun ‘alaih).

Inilah kondisi-kondisi di mana pada saat itu hukum jihad menjadi fardhu ‘ain sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Qudamah (Dalam Al Mughni wa Syarhul Kabir X/365).

Orang-orang yang tidak melaksanakan jihad ketika hukumnya fardhu ‘ain, ia diancam mendapatkan kemarahan dari Allah ta’ala dan mendapatkan siksaan, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah ta’ala:

… sungguh dia mendapat kemarahan dari Alloh dan tempat kembalinya adalah Jahannam…

Dan firman Allah:

Jika kalian tidak berangkat jihad niscaya Alloh akan menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih.

Diantara tanda-tanda dosa besar itu adalah disebutkannya ancaman di akherat, maka dengan demikian setiap orang yang tidak melaksanakan jihad ketika hukumnya sudah menjadi fardhu ‘ain, ia berdosa besar karena dia diancam dengan siksaan, dan pelaku dosa besar itu adalah fasiq.

Syaikhul Islam dan pelopor jihad abad modern, Dr. Abdullah Azzam dalam bukunya Ad-Difa’ An Aradli al-Muslimin Ahamu Furudl al-A’yan, atau Jihad Membela Negeri Kaum Muslimin, telah mewajibkan jihad atas segenap kaum muslimin. Berikut kesimpulan beliau :


1. Jihad dengan kesediaan mengorbankan nyawa adalah fardhu ‘ain atas segenap kaum muslimin di seluruh dunia.

2. Tidak ada keharusan idzin dari siapapun dalam menjalankan jihad ini. Oleh sebab itu kedua orang tua tidak mempunyai hak mengidzinkan atau tidak, terhadap anaknya yang akan berangkat jihad fi sabilillah.

3. Jihad dengan membelanjakan harta bagi usaha-usaha memerangi musuh adalah fardhu ‘ain dan haram hukumnya menyimpan harta selama jihad pembebasan suatu wilayah negara kaum muslimin masih berlangsung dan masih memerlukan harta kaum muslimin.

4. Sesungguhnya meninggalkan jihad hukumnya sama dengan meninggalkan shalat dan puasa. Bahkan meninggalkan jihad di hari-hari ini lebih besar dosanya. Ibnu Rusydi menyatakan bahwa jihad bila telah diputuskan untuk dilaksanakan, adalah lebih diutamakan daripada menunaikan haji yang wajib sekalipun

Syekh Abdullah Azzam juga menyatakan dalam sebuah ceramahnya bahwa masalah Palestina tidak mungkin kembali hanya dengan ucapan-ucapan saja, dan jika kita kaji apa yang telah ditulis oleh wartawan Arab dan apa yang dikatakan oleh media masa Arab dan apa yang dilakukan terhadap Palestina. Apakah mereka bisa mengembalikan sejengkal saja dari tanah Palestina?. Sesungguhnya dien Allah (Islam) tidak akan menang hanya dengan omong kosong belaka, dan negeri-negeri Islam juga tidak akan terjaga hanya dengan pantun, lagu dan syair serta lainnya.

Bagaimana Jika Tidak Mampu Jihad ?

Bagaimana jika kita tidak bisa melaksanakan perintah jihad yang telah fardhu ‘ain ini ? Masalahnya umat Islam masih dalam keadaan lemah, terpecah belah dan tersebarnya fitnah yang luas di kalangan kaum Muslimin?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan :

“Diwajibkan mengadakan I’dad (persiapan) dalam rangka jihad, dengan menyiapkan kekuatan dan kuda yang ditambat, ketika gugur kewajiban jihad karena ketidakmampuan (kondisi lemah dalam berbagai segi). Karena sesugguhnya suatu kewajiban yang tidak bisa sempurna kecuali dengan suatu perkara, maka perkara itu menjadi wajib hukumnya.” (Majmu’ Fatawa, 28/259)

Allah SWT berfirman:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang dapat menggentarkan musuh Allah dan musuh mu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya. (QS Al Anfal: 60).

Untuk itu, kaum Muslimin wajib melakukan I’dad (persiapan) sebelum melaksanakan kewajiban jihad. I’dad ada dua jenis, yakni i‘dad materi dan i‘dad iman. Tidak boleh mencukupkan diri pada salah satu bentuk i‘dad saja.

Adapun i‘dad materi: maka itulah yang diisyaratkan dalam Al Qur’an surat Al-Anfal ayat 60. Terdapat sebuah riwayat marfû‘ yang menafsirkan makna ayat ini di mana riwayat itu tidak lagi menyisakan tempat untuk mentakwiltakwilkan atau membawanya kepada makna selain yang dimaksud sebenarnya; Muslim meriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Âmir ia berkata, Sesungguhnya Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam membaca ayat ini kemudian bersabda, “Ketahuilah,kekuatan adalah melempar.” Sebanyak tiga kali.

Adapun i’dad Imani : maka itu adalah yang utama dan pertama, yakni sejak pelurusan niat jihad, pembinaan tauhid yang shahih, dan juga tazkiyatun nafs yang harus selalu dilakukan.

Usamah bin Ladin, Mujahid Pengguncang Tahta Fir’aun Abad Ini

Tujuh tahun setelah serangan 11 September 2001, pengaruh dan kharisma Usamah bin Ladin semakin menguat, bahkan semakin menggetarkan musuh-musuh Islam, terutama Amerika Serikat. Menteri keamanan Dalam Negeri AS Michael Chertoff mengatakan : “Walaupun Al Qaeda sempat melemah pada 9/11, saat ini kekuatan mereka tumbuh kembali. AS masih menghadapi ancaman berkelanjutan,” Lontaran frustasi ini dikeluarkan AS setelah mengetahui Usamah bin Ladin masih hidup dan muncul dalam sebuah rekaman video terbaru.

Dinas intelijen AS dan para analis menilai Al Qaeda pimpinan Usamah bin Ladin telah menggalang kekuatan dan semakin kuat. Bahkan dalam rekaman tersebut, Usamah memberikan pesan berisi seruan untuk melancarkan serangan baru. PJ Crowley, analis keamanan dari Pusat Kemajuan Amerika berpendapat bahwa Irak merupakan berkah bagi Al Qaeda karena AS menangkap umpan mereka.

Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Mike German, mantan agen antiterorisme FBI. Dia mengungkapkan, perang Irak memberi kemudahan bagi Al-Qaeda untuk membunuh warga AS melalui afiliasinya di Irak. Sementara itu Thomas Kean dan Lee Hamilton dari Washington Post berpendapat : “Tidak ada konflik yang butuh paling banyak waktu, perhatian, korban jiwa, dana, dan dukungan selain perang di Irak. Ini menjadi alat rekrutmen dan pelatihan yang kuat bagi Al Qaeda,”.

Menurut penilaian analis dan beberapa sumber, jaringan Al-Qaeda yang dipimpin Usamah dalam tujuh tahun sejak serangan 11 September telah membangun markas besar baru di wilayah terpencil di Pakistan. Kawasan pegunungan yang dihuni oleh kelompok suku Pashtun merupakan tujuan pertama ketika pejuang Al-Qaeda menyelamatkan diri dari serbuan AS yang menggulingkan Taliban di Afghanistan pada 2001 lalu.

Rohan Gunaratna, penulis Inside Al-Qaeda dan pakar terorisme menyatakan bahwa : “Wilayah suku sudah menjadi markas global pergerakan Al Qaeda. Di sana menjadi tempat latihan, perencanaan, dan persiapan serangan terhadap sasaran yang berbau Barat,”.

Tidak sedikit kaum muslimin yang belum menyelami dan memahami pemikiran Usamah, apa saja yang menjadi latar belakang perlawanannya pada Amerika dan antek-anteknya, pandangannya terhadap berbagai persoalan yang menimpa kaum muslimin di berbagai penjuru dunia, serta solusi yang ia percayai untuk membebaskan kaum muslimin dari ketertindasannya. Siapakah sebenarnya Syekh Usamah bin Ladin ?

Syekh Usamah lahir pada tahun 1955 sebagai anak ketujuh dari 50 bersaudara keluarga pengusaha konstruksi tersukses di Arab. Usamah lahir di kota Riyadh, atau juga ada yang menyebutnya di Jedah, Arab Saudi. Usamah meraih gelar kesarjanaan di bidang ekonomi dan manajemen dari universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Tapi ada juga yang menyebut Usamah adalah insinyur teknik sipil dari Universitas King Abdul Aziz.

Di masa remaja, Usamah dikenal sebagai orang yang saleh dan taat beribadah. Ia memiliki sifat pemalu, tetapi pemberani, dan rajin membaca. Ia memang mengagumi seorang ulama Saudi terkenal yang kemudian menjadi musuh pemerintah Saudi, yaitu Syekh Safar al-Hawalli. Umur 13 tahun, ia ditinggal ayahnya, yang meninggal karena kecelakaan helikopter tahun 1968. Kekayaan yang diwariskan ayahnya ditaksir sekitar 9 miliar dollar Amerika dan Usamah mewarisi sekitar 300 juta dolar Amerika.

Dalam Risalah Taujihat Manhajiyah Syekh Usamah menjelaskan alasan mengapa Amerika menjadi target serangan-serangan jihadnya. “Ketika para mujahidin melihat bahwa kelompok penjahat di gedung putih menggambarkan masalah tidak dengan sebenarnya, bahkan pemimpin mereka mengaku–orang bodoh yang ditaati-bahwa kami ini iri dengan cara kehidupan mereka, padahal sebenarnya kenyataan yang disembunyikan oleh Fir'aun masa kini sebenarnya kami menyerang mereka karena kedloliman mereka pada dunia Islam, khususnya di Palestina dan Irak serta penjajahan mereka terhadap negeri Haromain (Mekkah dan Madinah). Dan ketika para mujahidin berpendapat untuk memusnahkan opini tersebut dan memindahkan pertempuran ke dalam negeri mereka.”

Syekh Usamah juga mengatakan : “Pada saat darah orang-orang Islam mengalir dan ditumpahkan, di Palestina, Chechnya, Philipina, Kasymir dan Sudan, dan anak-anak kita mati lantaran embargo Amerika di Irak. Dan ketika luka-luka kita belum sembuh, sejak serangan-serangan salib terhadap dunia Islam pada kurun yang lalu, dan yang merupakan hasil dari kesepakatan Saiks-Beko atara Inggris dan Prancis, yang menyebabkan dunia Islam terbagi-bagi menjadi potongan-potongan, sedangkan para kakitangan salib masih berkuasa di dalamnya sampai hari ini, tiba-tiba keadaan yang serupa menghadang kita dengan kesepakatan Saiks-Beko, yaitu kesepakatan Bush-Blair, akan tetapi kesepakatan itu di bawah bendera yang sama dan dengan tujuan yang sama. Benderanya adalah bendera salib dan tujuannya adalah merampas dan menghancurkan umat nabi kita shollAllah u 'alaihi wasallam yang dicintai.

Memang, Syekh kita ini sangat mencintai Islam dan umatnya. Semangat keagamaan Usamah menjadi kuat ketika perusahaan ayahnya, Bin Ladin Coorporation, mendapat proyek perluasan Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Kecintaan Usamah pada kedua tempat suci umat Islam itu akan tampak pada sikapnya yang berani menentang pemerintah Arab Saudi, karena membiarkan kedua tempat suci itu “dikuasai” oleh kaum kafir Amerika.

Beliau juga mencintai jihad, puncak ibadah dalam Islam dan yakin bahwa hanya dengan jihad fi Sabilillah saja, kemuliaan dan kejayaan Islam bisa tegak kembali. Berikut kutipan dari beliau : “Seharusnya kita memiliki keyakinan yang teguh, bahwa keselamatan kita dan kebahagiaan kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat adalah dengan menegakkan Islam dan jihad. Dengan keduanya itulah kejayaan kita dan kebahagiaan kita dapat tercapai.

Dalam back cover “In The Heart of Al Qaeda” dikatakan : Al-Qaeda adalah sebuah fenomena, bukan sekedar organisasi. Setiap muslim di dunia ‘berbagi’ dengan mereka. Al-Qaeda telah menjadi payung global perjuangan kaum muslimin dan bepotensi memobilisasi 1,3 milyar penduduk muslim dunia untuk bersatu menjadi bagian dari kebangkitan dan kejayaan Islam di dunia.

Sang arsitek Al-Qaeda, Syekh Usamah bin Ladin berhasil mengisi kekosongan sejarah akan seorang pemimpin Muslim yang kuat untuk menyatukan ummat dalam peperangan melawan AS dan sekutu-sekutunya dan untuk mengembalikan dunia Islam. Hidup atau mati, suka atau tidak, Syekh Usamah kini menjadi tokoh kunci abad ini.

Babak Akhir Pertempuran Yang Menentukan

Kini, babak akhir dari pertempuran yang menentukan telah diambang pintu. Semuanya telah ditakdirkan, dan rakyat AS pun sudah diberi peringatan. Hal ini sebagaimana rekaman video Syekh Usamah The Solution, “Saya katakan kepadamu (rakyat AS): menyusul kegagalan para wakil anda dari Partai Demokrat untuk melaksanakan keinginan anda mengakhiri perang, anda tetap bisa menjunjung poster-poster anti-perang lalu menyebarkannya di jalanan maupun kota-kota besar lalu anda pulang ke rumah, tapi itu tidak ada gunanya dan akan membuat perang semakin lama…

“Perang ini benar-benar tidak ada gunanya, sebagaimana isi laporan pihak anda. Salah satu orang paling kompeten dari pihak anda sendiri, yang berbicara mengenai topik ini serta pembentukan opini publik adalah Noam Chomsky, yang berkata jujur mengenai perang ini, namun pemimpin anda yang asal Texas itu tidak menyukai mereka yang menasehati…

“Di sisi lain, ada dua solusi untuk menyelesaikannya. Pertama, dari pihak kami, dan itu berarti terus meningkatkan pembunuhan dan peperangan terhadap anda. Ini adalah kewajiban kami…

Yang kedua adalah dari pihak anda. Saat ini sudah jelas bagi anda maupun seluruh dunia bahwa sistem demokratik adalah impoten dan sistem itu mempermainkan kepentingan dan darah rakyat dengan mengorbankan tentara maupun rakyat demi tercapainya kepentingan perusahaan-perusahaan besar.”

Dalam video berjudul bahasa Arab The Hill tersebut, Syekh Usamah juga menganjurkan agar orang Amerika membuang sistem pemerintahan demokratis mereka dan memeluk Islam. Sementara itu, para pejabat Kafir Amerika masih terus menganalisis pidato dan Nasehat beliau yg berdurasi 30 menit itu, yang menyebut kejadian-kejadian belum lama ini. Laporan pers mengindikasikan rekaman itu tidak mengandung ancaman terselubung pada Amerika Serikat. Namun, siapa yang tahu ?

Akhirnya, kalau kita kembalikan kepada sejarah peradaban umat Islam sebagaimana yang telah diriwayat oleh Imam Ahmad, maka saat ini kita bersiap memasuki babak akhir, yaitu era Kekhalifahan yang mengikuti pola (Manhaj) Kenabian. Jika diibaratkan sebuah drama, saat ini kita memasuki babak akhir, atau sering dijuluki dengan Akhir Zaman. Memasuki babak akhir ini tentunya akan terjadi peristiwa-peristiwa dahsyat yang mengiringinya, dan itu adalah (bisa saja) dengan tumbangnya adi kuasa dunia, Amerika, yakni kekuasaan George Bush, oleh Sang Mujahid, Syekh Usamah bin Ladin, yang sering juga diibaratkan sebagai ‘Musa’ yang akan mengalahkan Fir’aun Abad ini.

Wallahu’alam bis showab!

Tidak ada komentar: