Jumat, Agustus 16, 2013

Pesawat Kargo Israel Terlihat Mendarat Saat 'Tragedi Berdarah' Mesir Berlangsung

Militer Mesir menembakan gas air mata ke pendukung Presiden Muhammad Mursi (14/8/2013)

Pesawat kargo Israel terlihat mendarat di bandara Kairo Internasional pada hari ketika aparat keamanan Mesir melakukan pembubaran paksa terhadap demonstran yang melakukan aksi duduk bersama mendukung presiden terguling Muhammad Mursi.

''Laporan media lokal menyaksikan pesawat kargo tersebut nampaknya membawa amunisi dan kemungkinan persenjataan yang diklaim sebagai bantuan untMINA, Amran Hamdani, di Kairo pada Kamis (15/8).

Pada hari yang sama, saksi mata melaporkan ada ambulans yang datang ke Rab’ah Adawiyah membawa penuh amunisi untuk para militer. Hal itu dilihatnya setelah sopir ambulans menolak membawa korban meninggal yang dimintanya.
'Dia (saksi mata) melihat di dalam mobil itu penuh dengan amunisi yang kemungkinan datang bersamaan dengan pesawat kargo Israel,'' kata Hamdani seperti dikutip Mi’raj News Agency.

Pada Rabu pagi (14/8), aparat keamanan memasuki area protes di mana para  warga melakukan aksi duduk bersama menentang kudeta militer terhadap presiden Muhammad Mursi sejak awal bulan lalu.
Aparat melemparkan gas air mata dan berusaha mengusir warga dari area tersebut, yang tidak lama kemudian disusul para sniper di atas gedung yang ikut menembak warga.

“Setelah menyerang dua daerah itu, aparat juga mulai menyebar ke daerah-daerah lain seperti Alexandria, Giza, El Arish, Ismailiya dan provinsi lain di mana demonstran pendukung Mursi berada,” kata Hamdani.
Sumber : www.mirajnews.com

Mursi Bantu Korban Tsunami Aceh dengan Dana, SBY ‘Bantu’ Mesir dengan Twitter



Tampaknya saya tidak perlu kembali mengulang memori bahwa Muhammad Mursi pernah datang ke Aceh pasca gelombang tsunami menerjang bumi Serambi Mekkah,  Desember 2004 Silam. Foto Mursi bersama para tokoh Aceh beredar di mana-mana. Senyumnya menyiratkan ada kepeduliaan tinggi dan ketulusan hati atas penderitaan muslim meski Aceh jauh terletak dari negeri Nabi Musa itu.
Kenangan Mursi berdiri di belakang bangunan Aceh yang porak poranda menguatkan hati kita bahwa bangsa Aceh –bahkan Indonesia- tidaklah sendiri. Muhammad Mursi datang ke Aceh dalam rangka kunjungan kemanusiaanya pada proses recovery Aceh pasca tsunami. Bekerja sama dengan relawan Indonesia, beliau langsung menuju lokasi yang porak poranda diterjang Tsunami. Nampak pula sejumlah tokoh mendampingi seperti anggota DPR.
Sungguh kepedulian Mursi terhadap saudara semuslimnya patut menjadi acungan jempol. Saya tidak tahu harus bicara apa atas rasa sayangnya kepada bangsa Indonesia. Saya tidak bisa bicara karena saya sungguh malu memiliki Presiden di Indonesia yang hanya bisa diam seribu bahasa. Bukankah SBY sudah keluarkan ‘kata sakti’ berupa keprihatinan terhadap situasi Mesir? Tidak, bukan. Itu bukanlah aksi nyata, karena ratusan juta rakyat muslim Indonesia bisa melakukan lebih daripada itu. Mereka berpanas-panasan di jalan dengan fasilitas seadanya, berdiri sepanjang jalan berdoa dan mengirim pesan ke Kairo: wahai umat Islam Mesir, kalian tidak sendiri.
Jangankan berusaha mengembalikkan Mursi ke kursi kepresidenannya, bersuara keras mengecam tindakan Jenderal As-Sisi saja tidak. Apa yang bisa kita harapkan dengan pemimpin seperti ini? Yang hanya ‘kreatif’ berkicau twitter tanpa berani langsung berkata lantang di depan muka Adly Mansour, Elbaradei , Obama, dan para gerombolan liberal dan sekuler yang telah bersekongkol mengkudeta sang pemimpin. Bahkan telah membunuh ribuan nyawa umat Islam.
Kini,6000 nyawa demonstran Mursi sudah melayang. Anak-anak dan balita menjadi korban. Tidak ada kata yang pantas kita keluarkan selain nurani telah mati dan terkubur di bumi piramida. Saya hanya bisa meminta maaf kepada Mursi. Maaf Pak Presiden, kami belum bisa membalas budi baikmu (saya masih menganggap Mursi sebagai Presiden). Tapi, kami jutaan Muslim Indonesia bersamamu, meski presiden kami hanya bisa berkicau lewat barisan twitter. Doakan, agar kami bisa membalas budi baikmu.
Fajar Nurrokhmat/Aktivis Sosial
Source: Islampos.com

Polisi Mesir Resmi Segera Gunakan Peluru Tajam Hadapi Serangan Demonstran


KEMENTERIAN Dalam Negeri Mesir telah menginstruksikan polisi untuk menggunakan amunisi hidup dalam menghadapi serangan terhadap gedung-gedung pemerintah dan aparat kepolisian, kementerian dalam negeri mengatakan Kamis kemarin (15/8/2013), seperti dilaporkan Al Arabiya News.
“Kementerian dalam negeri telah menginstruksikan semua kekuatan untuk menggunakan amunisi hidup untuk melawan setiap serangan terhadap gedung-gedung pemerintah atau aparat keamanan,” kata sebuah pernyataan kementerian kepada AFP, setelah sekelompok orang menewaskan dua polisi dan membakar kantor pusat pemerintah di salah satu ditrik di Kairo.
Pemerintah Mesir sejak Rabu lalu membantah pasukan keamanan menggunakan peluru tajam dalam membubarkan paksa kamp aksi massa pendukung Mursi, namun fakta di lapangan menunjukkan mayoritas korban tewas dari pendukung Mursi telah ditembak dengan peluru tajam.
Tercatat setidaknya ratusan orang tewas akibat bentrokan pada Rabu lalu menurut versi pemerintah. Sedangkan Ikhwanul Muslimin sendiri menyatakan bahwa korban tewas tidak kurang dari 2.600 orang.[fq/islampos/]

Rabu, Agustus 14, 2013

Amerika Tawarkan As-Sisi Lari ke Emirat


Kudeta militer Mesir atas presiden terpilih Muhammad Mursi ternyata tidak menguntungkan bagi kepentingan Amerika di Mesir dan Tanah Arab. Hal ini disebabkan semua skenario yang dijmainkan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Oleh karena itu guna menyelamatkan kepentingan mereka dimasa yang akan datang, Amerika memberikan penawaran kepada As-sisi selaku aktor utama didalam kudeta militer Mesir.

Jurnalis Inggris, Robert Fisk, menyebutkan bahwa di antara yang di tawarkan Amerika kepada As-Sisi adalah melarikan diri ke Emirat, dan mengembalikan kepemimpinan Mesir ke Presiden Mursi.

Amerika sudah memberi peringatan kepada penguasa bahwa kudeta yang mereka lakukan telah gagal dalam seluruh sektornya.

Amerika menunjukkan kemarahannya kepada As-Sisi, Baradai, dan Shabbahi. Menurut Amerika, mereka sama sekali tidak mendapatkan popularitas dan dukungan rakyat. Sebaliknya Ikhwanul Muslimin lah yang mendapatkannya.
Fisk menyebutkan, As-Sisi tidak memberikan sikap jelas terhadap tawaran Amerika tersebut, menerima atau menolak. Tawaran tersebut tetap terbuka, apalagi dukungan kepada Presiden Mursi kian hari kian bertambah besar, di seluruh Mesir, terutama di Rab’ah dan Nahdhah.


Sumber: Dakwatuna.com